expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

26/04/2020

MENGENAL THAIFAH AL MANSHURAH


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.”[QS. Al-Ma’idah : 54]

Ath-thai’fah al-Manshurah (أطائفة المنصوره )– Kelompok yang Dimenangkan adalah sekelompok kecil dari kalangan al-Firqotun Najiyah yang senantiasa berjuang di jalan Allah dan tidak pernah terkalahkan baik dalam hujjah maupun perang.
Mereka adalah orang-orang yang bertaqwa. Rela berjihad mengorbankan harta dan nyawanya baik berjihad dalam bentuk dakwah amar ma’ruf nahi munkar maupun berjihad dalam artian sesungguhnya –yakni berperang di medan perang.
Prof. DR. Muhammad Ahmad al-Mubayyad dalam karyanya yang berjudul al-Mausu’ah fi al-Fitan wa al-Malahim wa Asyrath as-Sa’ah berkata:
“Menurut saya, thaifah manshurah mencakup semua orang beriman dan bertauhid, yang tegak di atas perintah Allah di manapun juga, baik tegaknya mereka itu dengan menggunakan senjata, atau sekedar berbicara dengan lisan, atau selain itu”
Kemunculan kelompok ini dikabarkan dalam hadits mutawatir dan shahih, di antaranya
Dari Tsauban رضي الله عنه

لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِى ظَاهِرِيْنَ عَلَى الْحَقِّ, لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَ لَهُمْ, حَتَّى يَأتِيَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَالِكَ

Senantisa ada satu kelompok dari umatku yang menang di atas kebenaran, orang yang menelantarkan mereka tidak mampu menimpakan bahaya terhadap mereka, sampai ketetapan Allah tiba sedang mereka masih dalam keadaan itu” [1]
Dari Jabir bin Abdullah رضي الله عنه , RaSULULLAH صلى الله عليه وسلم  bersabda :

لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِى يُقَاتلُوْنَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِيْنَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

“Selalu ada satu kelompok dari umatku yang berperang atas kebenaran, dalam keadaan menang, sampai hari kiamat” [2]
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِى يُقَاتلُوْنَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِيْنَ عَلَى نَاوَأَهُمْ, حَتَّى يُقَاتِلَ آخِرُهُمُ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالَ
“Selalu ada satu kelompok dari umatku yang berperang di atas kebenaran, mereka menang terhadap siapa saja yang menentang mereka, sampai yang terakhir dari mereka memerangi al-Masih ad-Dajjal” [3]
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِى عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِيْنَ عَلَى نَاوَأَهُمْ, حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُاللهِ, وَيَنْزِلَ عِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ
“Senantiasa ada satu kelompok dari umatku yang menang di atas kebenaran, menang terhadap siapa saja yang memusuhi mereka, sampai perintah Allah datang dan Isa bin Maryam turun”. [4]
Maka dari beberapa hadits di atas dapat disimpulkan bahwa Kelompok Elit dari kaum Muslimin ini memiliki 4 sifat:
  • Laa tazaalu tha’ifah (senantiasa ada sekelompok), ini bermakna senantiasa ada terus-menerus
  • Zhahiriina ‘ala al-haq (menegakkan kebenaran) ini bermakna kemenangan.
  • Laa yadhurruhum man khadzalahum wa laa man khaalafahum (tidak merugikan mereka orang-orang yang mencela (menghina) dan menyelisihi mereka) bermakna membuat kemarahan ahlil bid’ah dan orang kafir.
  • Lemah lembut kepada orang beriman dan tegas terhadap orang kafir.
  • Senantiasa Berjihad di jalan Allah
Kelompok ini senantiasa ada di setiap zaman. Bukan hanya muncul di akhir zaman. Sebagaimana kita ketahui bahwa sejarah umat Islam dihiasi oleh banyak kisah futuhat yang besar dan dimenangkan oleh umat Islam. Di antaranya adalah Perang Salib (Pembebasan Baitul Maqdis) dari para tentara salib yang  dipimpin oleh Sultan Salahuddin al-Ayyubi. Lalu ada Perang Ain jalut antara umat Islam melawan Mongol yang dipimpin oleh Saifudin Quthuz. Juga ada pertempuran yang tidak kalah populer yakni Pembebasan Kota Konstantinopel oleh pasukan Utsmani yang dipimpin oleh Sultan Muhammad al Fatih. Mereka semua adalah pasukan yang kuat dari umat Islam yang dimenangkan oleh Allah.
Namun bukan berarti Thaifah al Manshurah hanyalah orang yang berperang. Makna Zhahirina ‘alal Haqq (menegakkan kebenaran) berarti adalah dakwah. Karena untuk saat ini, negeri kaum muslimin terbagi menjadi negeri harb dan negeri ghairi harb. Di Indonesia khususnya adalah bukan negeri harb yang menegakkan kebenaran harus dengan perang. Akan tetapi menegakkan kebenaran di Indonesia adalah dengan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar.
Di akhir zaman yang semakin rusak ini, para aktivis dakwah banyak dicaci, dipersekusi, difitnah, bahkan ditangkapi. Namun hal ini atas izin  Allah tidak akan membahayakan para aktivis dakwah. Cacian, boykot, fitnah, bahkan penahanan adalah nikmat bagi para da’i dan ulama’ yang ikhlas berjuang di jalan Allah dan argumen mereka akan selalu menang. Sifat lainnya adalah kelompok ini lemah lembut kepada orang beriman dan tegas terhadap orang kafir. Mereka menempatkan wala dan bara’ dengan tepat. Inilah yang tidak disukai para ahlul bid’ah dan orang-orang kafir serta munafik.
Sementara dari hadits-hadits di atas bisa juga di ambil kesimpulan bahwa kelompok ini akan berperang melawan dajjal bersama Isa bin Maryam. Tidak mungkin kelompok ini tiba-tiba muncul bersmaan dengan kemunculan Dajjal. Pasukan Elit ini sudah disiapkan sebelumnya dan sudah terbiasa dengan perang sebelum Dajjal muncul.
Di dalam beberapa hadits disebutkan bahwa sebelum Dajjal muncul, akan ada beberapa penaklukan dan perang dan awal dari pertanda dekatnya kiamat yakni munculnya Imam Mahdi. Imam Mahdi akan memimpin perang melawan bangsa Romawi dalam Malhamah Kubra sebelum Dajjal muncul. Maka dapat disimpulkan bahwa Thaifah al-Manshurah akan membersamai Imam Mahdi dalam berperang sampai Nabi Isa turun dan Dajjal terbunuh. Allaahu a’lam.