expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

22/11/2020

AHLAN WA SAHLAN YA HABIBANA MUHAMMAD RIZIEQ SHIHAB



(Arrahmah.com) – Pada Rabu (4/11) penulis mendapat kiriman video dari channel youtube Front TV. Didalamnya melalui pidato Imam Besar Habib Rizieq Shihab, dikabarkan akan pulang ke Indonesia pada hari Senin, 9 November 2020 jam 19.30 waktu Saudi. Habibana akan terbang ke Indonesia dengan pesawat Saudia dengan nomor penerbangan SV 816 dan diperkirakan akan tiba di Jakarta hari Selasa, 10 November 2020 pukul 9 pagi di Bandara Soekarno-Hatta di Terminal 3.

Sejumlah agenda kegiatan di tanah air pasca kepulangan telah disusun rapih. Beberapa agenda silaturahmi perpisahan di Mekah dengan sejumlah orang Indonesia di sana, telah pula dilakukan.

Kabar ini tentu merupakan kabar gembira dan sangat membahagiakan. Meskipun tidak persis, kepulangan Habibana Muhammad Rizieq Shihab akan disambut layaknya Rasulullah Saw ketika memasuki kota Madinah.

Seluruh Umat Islam Indonesia akan bergembira, melantunkan tasbih, tahmid dan istighfar, melantunkan sholawat terhadap Nabi Saw, untuk menyambut kepulangan dzuriyat Rasulullah Saw. Akan banyak hadir tokoh dan kalangan yang mengiringi kepulangan beliau Rahimahullah.

Orang-orang akan berdiri, menyerukan salam dan selamat atas kepulangan, termasuk tokoh-tokoh munafik, seperti Abdullah bin Ubay Bin Salul yang turut menghadiri penyambutan Rasulullah Saw di Madinah. Ketika itu Rasulullah Saw diangkat menjadi kepala Negara Islam yang pertama di Madinah.

Posisi Hanibana Muhammad Rizieq Shihab juga pemimpin bagi kaumnya, hanya saja kepemimpinan Habibana hanya kepemimpinan spiritual dan politik non negara. Berbeda dengan kedatangan Rasulullah Saw di Madinah sebagai pemimpin spiritual dan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.

Meskipun demikian, posisi habibana selaku pemegang kepemimpinan materiil ditengah Umat, yakni kepemimpinan yang mendapat legitimasi kepercayaan alamiah dari Umat, bukan kepemimpinan karena proses Pemilu, akan sangat menentukan corak pertarungan politik di negeri ini. Rezim zalim, tentu tak akan ridlo dengan kepulangan ini.

Karena itu, sejumlah kriminalisasi akan ditempuh, sejak kriminalisasi melalui opini dan tentu saja akan ditindaklanjuti secara faktual, jika dukungan publik diraih. Karena itu, umat Islam wajib melakukan counter opini agar semua upaya yang dilakukan rezim untuk mengkriminalisasi Habibana, tidak memiliki legitimasi publik.

Terlepas dari semua itu, kepulangan Habibana Muhammad Rizieq Shihab akan mengubah corak baru perjuangan umat Islam di Indonesia. Kepulangan beliau, akan menambah spirit untuk melawan segala bentuk kezaliman dan menambah semangat untuk menegakkan keadilan.

Akan banyak pengajian, sejumlah silaturahmi, dan berbagai interaksi ditengah umat dimana Habibana menjadi magnet pengikatnya. Konsolidasi persatuan umat akan semakin matang, kekuatan yang dihimpun dari persatuan umat akan menghasilkan dobrakan politik yang signifikan.

Marhaban Ya Habibana, Ahlah Wa Sahlan. Kami merindukan mu, kami telah siap mendengar untuk menyimak petuah mu. Kami, telah rindu dalam lautan manusia, bershalawat atas Rasulullah Muhammad Saw, bersamamu, bersama para ulama lainnya, bersama para habaib, bersama umat Islam Indonesia.

(ameera/arrahmah.com)

REVOLUSI MENTAL VS REVOLUSI AKHLAK

(Arrahmah.com) – Selasa 10 November 2020, seorang Habib pulang dari tanah suci, setelah 3,5 tahun mukim di Makkah. Kepulangannya membawa misi damai, yaitu revolusi akhlak. “Jika revolusi akhlak gagal, akan ada revolusi jihad,” tegas Sang Habib.

Jutaan umat Islam datang menyambut dan mengelu-elukan kehadirannya gegap gempita di bandara Suta, Jakarta. Termasuk sejumlah tentara yang mengawal dan menjaga keamanan bandara




Salah seorang oknum tentara menyambut kedatangan sang Habib dengan ucapan suka cita dan simpati. “Kami bersamamu Habib,” teriaknya lantang yang diunggah melalui video berdurasi 17 detik.

Panglima TNI menganggap sikap dan ucapan oknum tentara tersebut, melanggar protokol militer dan menjatuhkan sanksi pidana. Mengenakan baju tahanan dengan tangan diborgol dipertontonkan ke publik, kemudian menjebloskannya ke sel tahanan. Tragis!

Di tempat lain, seorang artis bermoral bejat, diduga lonte, menyikapi kedatangan Habib dengan nyinyir. Memelesetkan panggilan Habib jadi tabib, sebutan bagi penjual obat. Melalui video, si artis bejat mengejek dengan narasi vulgar, “setelah ini antek-anteknya pasti marah, nggak takut juga gue, huuu…,” katanya norak yang mengundang polemik di medsos. Ada yang marah, tentu saja, dan mengancam akan mengepung rumah mewah si artis.

Polisi sigap, langsung siaga menjaga rumahnya. Tak sekedar jaga rumah, polisi penjaga ini berselfi ria dengan sang artis.

Sikap diskriminatif aparat keamanan, TNI dan Polri, wajar mengundang kontroversi. Hukum di negeri ini dirasakan kian semrawut. Habib dibenci, lonte dilindungi,” begitulah kesan prihatin masyarakat.

Sampai kapan kesan memprihatinkan ini dipertahankan? Begitu sulitkah bagi penguasa untuk menegakkan keadilan bagi semua warga?

Benarlah ungkapan: “Damai tanpa keadilan adalah tirani”.

Firman Allah Swt:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

“Wahai kaum mukmin, nyatakanlah kebenaran karena Allah, dan jadilah saksi yang adil. Janganlah kebencian kalian kepada suatu kaum menyebabkan kalian berbuat tidak adil kepada mereka. Berlaku adillah kalian, karena keadilan itu menjadikan manusia lebih dekat kepada Allah. Taatlah kepada Allah, sungguh Allah akan memberitahukan balasan atas semua perbuatan kalian.” (QS Al-Ma’idah (5) : 8)

Jogjakarta, 15/11/2020
Irfan S Awwas

Sumber : arrahmah.com