expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

01/04/2020

MAKAR WALI SYETAN, INGIN MEMADAMKAN CAHAYA AGAMA ALLAH


An-Najah.net — Makar Wali Setan, Ingin Memadamkan Cahaya Allah. Segala puji hanya milik Allah ta’ala yang memberi kita berbagai nikmat. Mulai dari kesehatan, kesempatan dan juga nikmat iman dan Islam. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda nabi besar Muhammad SAW. Juga kepada keluarga beliau, para sahabat, tabi’in, tabu’ut tabi’in dan para pengikutnya hingga hari kiamat kelak. Semoga kita tergolong pengikut beliau yang setia dan istiqamah hingga ajal menjemput.

Jama’ah shalat Jumat yang dimuliakan Allah ta’ala

Gejolak perlawanan atas penindasan dan kesewenang-wenangan di tanah air sedang terjadi. Kezaliman terhadap umat Islam dipertontonkan pada panggung kekuasaan. Umat yang menuntut penegakan hukum terhadap penista agama disebut berbuat makar terhadap negara. Hingga hari ini, sang penista masih menghirup udara bebas walau berstatus tersangka. Sementara para ulama dan kiyai justru dikriminalisasi. Dicari-cari berbagai deliknya untuk dijebloskan ke penjara.

Hari ini umat dikepung berbagai musuh. Mulai dari komunis, Syi’ah, kaum sekuler dan orang-orang munafik dari berbagai arah. Suasana memang semakin panas. Meski konfrontasi fisik belum banyak terjadi, tetapi perseteruan pemikiran dan gesekannya bisa dirasakan. Sudah saatnya kita mengingat kembali berita Al-Qur’an, yang menyatakan bahwa orang-orang kafir ingin memadamkan cahaya Allah, dengan mulut-mulut mereka. Tetapi Allah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya walaupun mereka tidak suka. Allah berfirman;
يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللهُ إِلا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, sementara Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukainya. Dialah Yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Quran) dan agama yang benar untuk Dia menangkan atas segala agama walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.” (QS at-Taubah: 32-33).
Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya.” (QS. Ash-Shaff: 7)
Ibnu katsir menjelaskan bahwa orang-orang kafir yaitu musyrikin dan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) ingin memadamkan cahaya (agama) Allah SWT. Petunjuk dan agama yang haq (benar) yang dibawa utusan Allah ingin mereka padamkan dengan bantahan-bantahan dan kebohongan-kebohongan mereka. Maka perumpamaan upaya orang-orang kafir itu seperti orang yang ingin memadamkan sinar matahari atau cahaya rembulan dengan cara meniupnya. Ini tidak mungkin. Demikian pula Rasul yang Allah utus dengan agama-Nya pastilah akan sempurna dan tampak. Oleh karena itu dalam hal yang mereka lontarkan dan inginkan, Allah Ta’ala telah berfirman membantah mereka:
وَيَأْبَى اللهُ إِلا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” (QS at-Taubah: 32)
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah ta’ala.
Salah satu usaha untuk memadamkan cahaya Allah adalah membredel media-media Islam, terutama media online. Mereka blokir web-web Islam, sementara web-web yang notabene merusak generasi muda yang menyebar berita bohong dan pornografi dibiarkan. Mereka sampaikan bahwa media Islam sumber berita hoax. Memprovokasi umat dan media yang penuh dengan ketidakobyektifan. Hanya mengambil berita dari satu sisi saja.
Padahal semua orang tahu bahwa portal media Islam dan juga akun-akun media sosial lebih dekat dengan fakta. Mereka memberitakan kejadian langsung dari lapangan. Membimbing umat dengan tulisan-tulisan yang ada di dalamnya. Membantah syubhat yang dilancarkan musuh-musuh Islam. Justru media-media besar yang berada di bawah kendali orang-orang kafirlah yang menjadikan berita sebagai tunggangan politik. Mendiskreditkan para ulama dan kiyai dan memisahkan mereka dari umat.
Syaikh Abdullah Nashih Ulwan mengatakan dalam kitabnya Asy-Syabab Al-Muslimu fi Muwaajahati At-Tahaddiyyah, “Sarana media massa digunakan kaum sekuler untuk memusuhi, menumpas gerakan harakah Islam, membuat opini publik terhadap para aktivis dan pemimpinnya sebagai agen asing dan menyebutnya sebagai orang kolot dan ketinggalan zaman. Bahkan mereka sering dituduh sebagai pengacau, pelaku kejahatan dan ancaman bagi keamanan dan perdamaian.”
Apa yang dituturkan Syaikh Nashih Ulwan terbukti, bahwa kaum sekuler lewat berbagai medianya telah melakukan hal tersebut. Sayangnya, sebagian umat Islam terpedaya tujuan-tujuan buruk itu. Penyematan kata teroris, radikal, penebar kebencian dan semisalnya akrab di telinga. Padahal siapa lagi objeknya kalau bukan umat Islam itu sendiri.
Tak hanya itu, ada kabar bahwa para da’i dan ulama akan disertifikasi oleh Depag. Meski ini baru sebuah wacana, tetapi hal ini mengingatkan kita pada zaman orde baru.

Maasyiral muslimin rahimakumullah

Allah akan menyempurnakan cahaya-Nya. Apapun tipudaya orang-orang yang tidak senang terhadap Islam, Allah pasti akan membalas dengan tipu daya yang lebih baik. Allah ta’ala berfirman;
وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللهُ وَاللهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS. Ali Imran: 54)
Dan siapapun yang hendak memadamkan Islam, pasti Allah ta’ala akan menyempurnakan dan memenangkan di atas agama yang lain.
يُرِيدُونَ أَن يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَن يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ
Al Ustadz Muhammad Ali As Shaabuniy dalam tafsirnya Shafwatut Tafasir: 1/494 mengatakan bahwa mereka, yakni orang-orang kafir dari kalangan orang-orang musyrik dan ahli kitab, menginginkan untuk memadamkan cahaya Islam dan syari’at Nabi Muhammad SAW. Dengan mulut-mulut mereka yang hina. Dengan sekedar perdebatan yang mereka buat dan perkara-perkara yang mereka buat-buat. Padahal Islam adalah cahaya yang telah Allah SWT ciptakan untuk makhluk-Nya sebagai penerang. Perumpamaan mereka bagaikan orang yang ingin memadamkan cahaya bulan dan matahari dengan tiupan mulut mereka. Tentu tidak akan mampu.
Sayyid qutub berkata, “Sikap ahli kitab itu tidak sebatas menyimpang dari agama yang benar. Yaitu menyembah tuhan-tuhan selain Allah dan tidak beriman pada hari akhir. Tetapi mereka juga menyatakan perang kepada agama yang benar ini. Bahkan ingin memadamkan cahaya Allah di muka bumi. Mereka ingin menghancurkan Islam, dakwah yang diserukan di bumi, dan menghancurkan manhaj yang mengatur kehidupan manusia.”
Mereka memerangi cahaya Allah dengan kebohongan-kebohongan, desas-desus dan juga fitnah. Atau dengan mendorong pengikutnya untuk memerangi agama ini dan juga pemeluknya. Serta menghalang jalannya. Hal ini sebagaimana telah dihadapi pada masa dahulu dan kapanpun dalam perjalanan sejarah.
Dan Allah akan menyempurnakan cahaya-Nya; Ini adalah janji Allah yang benar yang menunjukkan sunatullah yang tidak akan pernah berganti. Yaitu janji untuk menyempurnakan cahaya-Nya dengan memenangkan agama Islam meskipun orang-orang kafir tidak menyukai.
Inilah janji yang memenangkan hati orang-orang yang beriman. Sehingga mereka terdorong untuk tetap menjalankan agama meskipun jalannya sulit dan penuh gangguan. Meskipun menghadapi tipu daya dan serangan dari orang-orang kafir.
Ayat di atas juga mengandung ancaman bagi orang-orang kafir bahwa kelak mereka akan kalah. Yakinlah bahwa Islam akan menang karena janji Allah pasti terjadi. Bukankah Rasulullah SAW telah bersabda;
إِنَّهُ سَيُفْتَحُ لَكُمْ مَشَارِقُ اْلأَرْضِ وَمَغَارِبُهَا
“Sesungguhnya akan ditaklukkan untuk kalian timur dan barat bumi.” (HR Ahmad).
Maknanya bahwa belahan bumi barat dan timur akan menjadi tempat tegaknya kembali syari’at Islam dalam sebuat khilafah.
Demikianlah khotbah yang kami sampaikan. Ada benarnya datang dari Allah ta’ala dan semoga kita dapat mengikutinya. Jika ada salah datang dari saya pribadi karena bisikan setan. Saya beristigfar kepada Allah atas segala kesalahan tersebut.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ. وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Dikutip dari Majalah An-najah Edisi 136 Rubrik Khutbah Jum’ah Hal ;
Editor : Anwar
Sumber : an-najah.net