expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

02/04/2020

CAHAYA ALLAH TIDAK AKAN PERNAH PADAM


Gejolak-gejolak di Tanah Air memang sungguh menyita perhatian. Umat Islam Indonesia dikepung dari berbagai arah oleh musuh-musuhnya. Anehnya, para pelaku notabene adalah dari kalangan orang Islam yang perilakunya jauh dari konsep Islam itu sendiri. Telah diketahui bersama bahwa mereka sesungguhnya bukan mendukung Islam, tetapi justru merusak Islam. Inilah di antara ciri mereka kaum munafik.
Konfrontasi fisik memang belum terjadi, tetapi perseteruan pemikiran sangat jelas terlihat. Tidak menutup kemungkinan, semua itu akan bermuara pada genosida umat Islam Indonesia secara perlahan yang dimulai dari meretas pemikirannya. Kita lihat bagaimana kaum sekular (baca: munafik) mengerahkan tenaganya untuk mendiskreditkan Islam, di antaranya lewat media.
Sebagai misal adalah saat mereka ingin memperburuk citra Islam lewat propaganda-propaganda semu dan over expose tentang ISIS. Hebatnya, media-media mainstream serentak melakukan hal ini secara massif. Isu-isu kosong disemarakkan seolah-olah telah berada di depan mata dan benar-benar mengancam.
Namun, masyarakat ternyata tidaklah bodoh. Pemberitaan over expose oleh media-media mainstream tersebut justru secara tidak langsung ikut mengenalkan dan mensosialisasikan ISIS. Sekaligus, memperbesar kuriositas (keingintahuan) masyarakat tentang seluk beluk dan gerak gerik kelompok ini. Artinya, mereka telah membantu menyebarkan dan mengajak masyarakat menyelami ideologi ISIS.
Sebenarnya sudah menjadi rahasia umum, tindakan tersebut sengaja dibuat untuk pengalihan isu-isu yang berkembang. Ini bukan sebuah hal yang remeh. Di saat rentetan propaganda anti ISIS gagal, muncul makar-makar lainnya untuk memojokkan dan menghilangkan eksistensi Islam. Yaitu dengan membredel sejumlah situs-situs Islam dengan berbagai alasan yang dibuat-buat.
Janganlah dianggap remeh, ketika musuh Islam membuat makar, maka makar Allah lebih dahsyat. Hal ini ditegaskan oleh Allah sendiri dalam firman-Nya.
وَمَكَرُوا۟ وَمَكَرَ ٱللَّهُ  وَٱللَّهُ خَيْرُ ٱلْمَٰكِرِينَ
“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (Ali-Imran : 54)
Banyak kemungkinan dalam upaya “penghentian” media-media Islam tersebut. Dalam suasana politik dan pereokonomian yang tidak menentu ini, sebuah pengalihan isu “panas” mungkin saja terjadi. Ataupun di saat media-media Islam ini memberikan kabar yang berimbang, justru inilah yang dicoba untuk dihilangkan. Otomatis, berita terkait umat Islam akan diterima hanya dari satu sisi saja, sehingga hilanglah keadilan.
Kemungkinan lain yang tidak bisa dikesampingkan terkait agenda besar kaum Syiah. Selama ini media-media Islam tersebut rajin “melawan” mereka, maka kaum Syiah pun menjadi gerah. Dengan segenap loby mereka, hal ini bisa saja terjadi. Telah diketahui, bahwa agenda kelima Syiah untuk menghancurkan Islam adalah membenturkan umat Islam dengan pemerintah.  Sekiranya ini benar terjadi, sungguh kompleks musuh yang dihadapi umat Islam.
Abdullah Nashih Ulwan mengatakan dalam kitabnya Asy-Syabab Al-Muslimu fi Muwaajahati At-Tahaddiyyah, “Sarana media massa digunakan kaum sekuler untuk memusuhi, menumpas gerakan harakah Islam, membuat opini publik terhadap para aktivis dan pemimpinnya sebagai agen asing dan menyebutnya sebagai orang kolot dan ketinggalan zaman. Bahkan mereka sering dituduh sebagai pengacau, pelaku kejahatan dan ancaman bagi keamanan dan perdamaian.”
Apa yang dituturkan Syaikh terbukti, bahwa kaum sekuler lewat berbagai medianya telah melakukan hal tersebut. Sayangnya, sebagian umat Islam terperdaya dengan tujuan-tujuan buruk itu. Penyematan kata teroris, radikal, penebar kebencian, dan semisalnya menjadi akrab di telinga. Padahal siapa lagi objeknya kalau bukan umat Islam itu sendiri.
Makar Allah Lebih Dahsyat
Allah ‘azza wa jalla tentu saja tidak akan tinggal diam. Dia akan menyingkap makar dan melenyapkan tipu daya yang mereka hembuskan. Ibarat ketika umat Islam terjepit pada perang Ahzab, tak jauh beda dengan kondisi umat Islam sekarang ini. Allah menolong umat Islam dengan mengirim bala bantuan berupa badai yang membuat koalisi musuh bercerai berai.
Hal ini sangat mungkin terjadi di zaman ini. Di saat musuh-musuh umat Islam mengepung dan membuat makar dari berbagai sisi, Allah ‘azza wa jalla menurunkan pertolongan. Tidak lain, hal ini berlaku jika mereka –umat Islam—benar-benar mencontoh dan mengambil tauladan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat ketika itu.
Perlu diingat kembali, bahwa kaum kafir dan munafik akan senantiasa berusaha dengan mulut mereka memadamkan cahaya Allah. Hal ini juga disinggung oleh Al Ustadz Muhammad Ali As Shaabuniy dalam tafsirnya Shafwatut Tafaasiir Juz I/494 yang mengatakan bahwa mereka –orang-orang kafir dari kalangan orang-orang musyrik dan ahli kitab— ingin memadamkan cahaya Islam dan syariat Nabi Muhammad dengan mulut-mulut mereka yang hina.
Maka hal ini terus terjadi sampai sekarang. Mereka ingin memadamkan cahaya Islam dengan makar-makar jahat yang telah terencana. Tetapi sungguh, perumpamaan mereka hanyalah bagaikan seseorang yang ingin memadamkan cahaya bulan dan matahari dengan tiupan mulut mereka. Tentu saja tindakan tersebut akan sia-sia.
Umat Islam Sudah Selayaknya Bersatu
Janji Allah telah jelas tertera dalam Al-Qur’an, bahwa mereka –kaum kafir dan munafik—tidak akan pernah bisa memadamkan cahaya Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka. Sedangkan Allah akan senantiasa menyempurnakan cahayanya walaupun orang-orang kafir membencinya.” (As-Shaff : 8)
Tidak ada kata lain, umat Islam harus segera sadar akan makar-makar musuh-musuhnya. Dari berbagai sisi mereka mendapat permusuhan, baik dari kalangan orang-orang kafir, munafik, Syiah ataupun pihak-pihak yang tidak ingin umat Islam bangkit dari keterpurukan. Maka, sudah saatnya umat Islam bersatu menghadapinya.
Keterampilan-keterampilan dalam berbagai bidang hendaknya diupayakan. Di samping sebagai bekal, juga sebagai alat untuk melawan musuh-musuhnya. Maka perlu diingat, bahwa sebuah kebenaran itu akan ada kebatilan yang melawannya. Islam itu haq (benar), maka musuhnya adalah kebatilan. Semua yang melawan eksistensi Islam berarti adalah sebuah kebatilan.
Keterampilan atau ilmu yang sifatnya fisik saja tidaklah cukup. Hal tersebut juga musti dibarengi dengan peningkatan kualitas ibadah dan ketakwaan. Keadaan umat Islam yang jauh dari diennya, akan dimanfaatkan para musuh untuk melemahkannya. Peningkatan kualitas iman dan ketakwaan, sekaligus bersatunya kaum muslimin akan menjadi penentu kemenangan dan kejayaan Islam di masa depan. Wallahu a’lam bi shawab.
Penulis: Dhani el_Ashim
Disalin dari : kiblat.net