expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

26/05/2020

BACALAH DUA SURAT AL-QUR'AN INI, DUA SURAT TERBAIK UNTUK MEMOHON PERLINDUNGAN PADA ALLAH SWTON


Syahida.com –  Al-Mu’awwidzatain artinya dua (surat) untuk mohon perlindungan, yakni surat al-Falaq dan surat an-Naas.
Muslim meriwayatkan dalam Shahiih-nya dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda:

“Tidakkah kamu memperhatikan ayat-ayat yang diturunkan malam ini, di mana sebelumnya tidak ada ayat-ayat seperti itu, yaitu, “Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Rabb yang menguasai Shubuh (fajar),’ dan ‘Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Rabb-nya manusia.’” Hadits ini diriwayatkan juga oleh Ahmad, at-Tirmidzi dan an-Nasa-i. At-Tirmidzi menyatakan bahwa hadits tersebut hasan shahih. 2

(Riwayat yang lain). Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata, “Ketika aku sedang memandu Rasulullah SAW di sebuah jalan dari jalan-jalan (di daerah perbukitan) itu, tiba-tiba beliau berkata kepadaku:
“Hai ‘Uqbah, mengapa kamu tidak ikut naik?”
‘Uqbah berkata, “Aku khawatir hal itu (ikut menunggangi kendaraan Nabi) merupakan kedurhakaan.” Ia berkata, “Lalu Rasulullah SAW turun dan aku naik sebentar, kemudian beliau naik, kemudian beliau bersabda:
“Wahai ‘Uqbah, maukah kamu aku ajarkan dua surat yang termasuk dua surat terbaik yang dibaca oleh manusia?”
Aku menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Lalu beliau membacakan untukku surat al-Falaq dan surat an-Naas. Kemudian tiba waktu shalat, beliau maju menjadi imam, lalu beliau membaca kedua surat tersebut, kemudian beliau lewat di hadapanku, lalu bersabda:

“Bagaimana pendapatmu wahai ‘Uqaib? Bacalah kedua surat tersebut ketika hendak tidur dan ketika bangun dari tidur.” 3 Hadits ini juga diriwayatkan oleh an-Nasa-i dan Abu Dawud. 4
(Riwayat yang lain). An-Nasa-i meriwayatkan dari ‘Uqbah bin ‘Amir bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya manusia tidak berlindung dengan sesuatu, seperti halnya dengan dua surat ini: yaitu surat al-Falaq dan surat an-Naas.” 5
(Riwayat lain). An-Nasa-i meriwayatkan dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata, “Ketika aku berjalan bersama Rasulullah SAW, beliau bersabda:
‘Hai ‘Uqbah, bacalah.’
Aku bertanya, ‘Apa yang aku baca?’ Lalu beliau terdiam, kemudian beliau bersabda: ‘Bacalah.” Aku berkata, ‘Apa yang aku baca wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda: ‘{ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ } ‘Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Rabb yang menguasai shubuh (fajar).’ Lalu aku membacanya sampai akhir surat.
Kemudian beliau bersabda, ‘Bacalah.’ Aku berkata, ‘Apa yang aku baca wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda:’{ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ } ‘Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Rabb-nya manusia.’”
Maka aku membacanya sampai akhir surat. Kemudian Rasulullah SAW bersabda ketika itu:
“Tidak ada seorang pemohon, yang memohon seperti halnya dengan kedua surat ini.” 6 Dan tidak ada seseorang yang meminta perlindungan, seperti halnya dengan kedua surat tersebut.” 7
(Hadits yang lain). An-Nasa-i meriwayatkan dari Ibnu ‘Abis al-Juhani bahwa Nabi SAW bersabda kepadanya:
“Hai Ibnu ‘Abis! Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu -atau: maukah kamu aku beritahukan kepadamu – tentang bacaan yang paling utama yang dibaca oleh orang-orang yang berlindung?’
Ibnu ‘Abis menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda:
“(Yaitu): ‘Aku berlindung kepada Rabb yang menguasai shubuh (fajar).’ Dan, ‘Aku berlindung kepada Rabb-nya manusia.’ Inilah dua surat (untuk mohon perlindungan)” 8
Imam Malik meriwayatkan dari ‘Aisyah, bahwa apabila Rasulullah SAW sakit, beliau membaca al-Mu’awwidzatain 9 atas dirinya dan beliau meniupkannya. Ketika sakitnya semakin bertambah parah, maka aku membacakannya untuk beliau, dan aku usapkan kepada beliau dengan tangan beliau sendiri untuk mengharapkan barakahnya.” 10 Hadits ini juga diriwayatkan oleh al-Bukhari, Abu Dawud, an-Nasa-i dan Ibnu Majah. 11
Diriwayatkan dari Abu Sa’id, bahwa Rasulullah SAW berlindung dari ‘ain 12 jin dan ‘ain manusia. Ketika turun surat al- Mu’awwidzatain, beliau berlindung dengan membaca kedua surat tersebut dan meninggalkan yang lainnya.” Hadits ini juga diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, an-Nasa-i dan Ibnu Majah. At-Tirmidzi menyatakan bahwa hadits tersebut hasan shahih. 13 [Syahida.com/ANW]



Sumber: www.syahida.com
|