expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

22/01/2020

PERBAIKI AKHLAKMU DEMI KEMASLAHATAN BANGSAMU


INDONESIA kini sungguh dalam keadaan sangat terpuruk. Mayoritas rakyatnya hidup dalam kemiskinan, kebodohan, dan pengannguran. Sementara itu mayoritas pejabatnya hidup dalam kemewahan dan keserakahan. Jadi pantas bila Indonesia menjadi negara yang angka korupsinya cukup tinggi, ekonominya paling lemah, dan situasi sosial masyarakatnya rawan huru-hara. Kebodohan pun semakin meraja lela.

Soal Lady Gaga misalnya, sebagian artis, fans , dan bahkan media nasional ada yang memuja bahkan membela artis kontroversial itu. Tentu semua itu dilakukan semata-mata agar konser Lady Gaga bisa terlaksana sesuai rencana. Apalagi mereka yang telah membeli tiket, sangat kecewa bila sang Lady gagal ke Jakarta.
Tidak saja itu, mereka yang pro Lady Gaga juga menuduh Polda Metro Jaya yang tegas menolak konser itu diadakan sedang berada dalam tekanan pihak-pihak tertentu. Yang tak kalah menariknya, adalah pembubaran diskusi kelompok liberal dengan Irshad Mandji sebagai nara sumber beberapa waktu lalu juga di klaim sebagai tindak kekerasan.
Bagi kaum liberal, penolak Lady Gaga, siapapun itu; polisi, ormas, apalagi MUI, diklaim sebagai pihak yang pro kekerasan. Sementara mereka yang pro Lady Gaga selalu merasa diri sebagai pihak yang paling bijaksana, paling humanis, dan paling toleran.
Jika logika ini terus mendapat pembenaran media massa, boleh jadi suatu hari nanti, hidup dengan prinsip kebebasan, kumpul kebo bukan suatu yang aib dan terlarang.
Semua fakta di atas adalah bentuk pengkiran terhadap aturan Allah SWT, sebagaimana banyak disampaikan dalam al-Quran dan As Sunnah. Padahal kemaslahatan hidup berupa kedamaian, ketentraman, kebahagiaan, kemajuan dan kejayaan, hanya dapat diraih manakala seluruh penduduk negeri ini beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, sebagaimana petunjuk dalam dua pedoman tersebut.
Jauh-jauh, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, panutan kita, bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya aku diberi al-Qur’an dan (sesuatu) yang serupa dengannya yakni As-Sunnah (hadits).” (HR. Abu Dawud no.4604 dan Ahmad dalam al-Musnad IV/130, dengan sanad yang shahih)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallalaahu ‘alaihi wa ssalam bersabda, “Aku tinggalkan ditengah-tengah kalian dua perkara. Selama kalian berpegang teguh dengan keduanya tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah (al-Qur’an) dan Sunnahku (hadits).” (HR. Malik, derajat hadits ini hasan)
Logikanya, jika kita mengaku umat Muhammad, maka seharusnya mita mengikuti anjuran beliau. Rasulullah mengatakan, dua perkara yang harus menjadi acuan kita hidup di dunia adalah; al-Quran dan As Sunnah. Sementara, tanpa terasa, kita seolah lebih pintar dari Rasulullah dan Allah Subhanahu Wata’ala, sehingga perlu menambahi dengan acuan baru bernama Hak Azasi Manusia (HAM). Wajar semua tata-kehidupan kita kacau, karena kita berpedoman pada hal yang tidak diridhoi Allah dan Rasulullah Muhammad.
Dalam hal-hal seperti ini, Allah tidak pernah main-main. Dalam firmannya, Allah Subhanahu Wata’la berfirman;
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-a’raf [7] : 96).
Iman dan takwa itu bisa diraih manakala penduduk negeri ini benar-benar memperhatikan dan mengamalkan seluruh kandungan kitab suci Al-Qur’an secara kaffah (secara total).
“Dan Al Qur’an ini adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka mengapakah kamu mengingkarinya?.” (QS. 21 : 50).
Terkadang, kita merasa sok pintar di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala dengan merasa bisa mengatur-atur masalah hukum. Dalam Islam, haq dan batil sudah jelas. Tak perlu ada perdebatan.
وَلاَ تَلْبِسُواْ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُواْ الْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan janganlah kamu campur adukkan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui.” [QS. Al Baqarah: 42]
Irshad Manji, Lady Gaga jelas barang bathil. Siapapun tak akan mungkin mengatakan dua sosok itu adalah sebuah kebaikan yang membawa maslahat (kebaikan). Kecuali, dia adalah orang kurang sehat akal dan jiwanya. Lantas, mengapa kalian menyembunyikannya, padahal kalian tahu? Demikian sindir Allah dalam surat Al-Baqarah.
Faktanya, banyak di antara kita semua tidak hanya menyembunyikan fakwa kebathilan itu, lebih jauh lagi, kita membelanya.
Kembalilah pada al-Quran
Sebagai Muslim adalah wajar dan sudah seharusnya menjadikan Al-Qur’an sebagai basis pandangan dalam melihat segala sesuatu. Termasuk situasi bangsa dan negara yang belakangan ini semakin hari semakin memprihatinkan.
Tak ada salahnya kita bermuhasabah (mengaca diri). Berbagai musibah, kematian, kecelakaan, penderitaan, boleh jadi karena kita seperti yang disindir Allah Subhanahu Wata’ala tadi. Kita mengerti akan kemaksiatan dan kebathilan, namun kita justru menyembunyikan, bahkan membelanya.
Kemuliaan dalam Islam ada pada letak ketaqwaan kita (QS. 49 : 13). Oleh karena itu mari kita kembali kepada ajaran Islam yang mulia dengan menempa diri untuk selalu bertaubat kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Tidak ada cara terbaik untuk membentuk akhlak mulia melainkan dengan secara sungguh-sungguh mempelajari dan mengamalkan al-Qur’an sebagaimana Rasulullah Shallalalu ‘alaihi Wassalam telah memberikan tauladan kepada kita semua.
كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (QS. Saad [38] : 29).
Sekarang semua tergantung pada setiap jiwa kita. Jika kita benar-benar peduli terhadap kemaslahatan kehidupan umat, maka sedari sekarang mari kita sempurnakan akhlak kita. Sebab masyarakat yang baik adalah masyarakat yang setiap individunya memiliki akhlak mulia.
Jadi selamatkan akhlakmu demi umat, bangsa dan negara. Sekecil apapun usaha yang kita lakukan untuk memperbaiki akhlak diri, sebenarnya kita telah memberi jawaban konkrit atas masalah besar bangsa dan negara.
Lihat bagaimana Nabi Yusuf menyelamatkan Mesir karena akhlaknya. Rasulullah memenangkan dakwah Islam karena akhlaknya, Umar menjadi khalifah yang sangat disayang rakyatknya karena akhlaknya.
Bahkan Rasulullah sendiri menegaskan bahwa diutusnya beliau adalah dalam rangka menyempurnakan akhlak. Jadi akhlak adalah solusi masalah bangsa. Membangun akhlak berarti membangun bangsa dan merobohkan akhlak berarti mengundang kebinasaan. Kesemrawutan bangsa kita, boleh jadi karena telah rusaknya akhlak di antara kita semua.*/Imam Nawawi
Sumber : hidayatullah.com