expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

31/10/2019

LUAR BIASA, JUMLAH PENDUDUK MUSLIM EROPA MENINGKAT PESAT


Islam telah menjadi agama dengan pertumbuhan pemeluk yang sangat cepat di beberapa negara Eropa. Disaat maraknya aksi anti-islam di dunia barat, justru membuat Islam semakin kuat tumbuh wilayah minoritas. Meski saat ini, umat Islam sedang dalam situasi sulit. Banyak akksi teorisme yang mengatasnamakan Islam, pada akhirnya membuat agama ini menjadi semakin buruk citranya di mata masyarakat barat. Namun, ditengah-tengah isu islamphobia, ternyata beberapa negara di Eropa memiliki jumlah populasi muslim yang semakim pesat



Sebuah riset yang dipublikasikan baru-baru ini di Jerman mengungkapkan, jumlah umat Islam yang tinggal di Eropa saat ini mencapai sekitar 53 juta jiwa.
Berdasarkan informasi yang dirilis situs Dewan Tertinggi bagi kaum Muslimin di Jerman, Pusat Arsip Islam mengadakan sensus terhadap jumlah umat Islam di Eropa. 
  • Jumlah mereka mencapai 53.713.953, di antaranya sebanyak 15.890.428 jiwa tersebar di negara-negara uni Eropa.
  • Sebanyak 12.387.927 Muslim tinggal di Eropa Barat, masing-masing: 400.000 di Belgia, 293.000 di Jerman, 5500.000 di Prancis, 1.500.000 di Inggeris, 4000 di Irlandia, 1527 di Leichesten, 9000 di Luxemburg, 1000.000 di Belanda, 350.000 di Austria dan 330.000 di Swiss.
  • Jumlah kaum Muslimin di eropa selatan ada sekitar 462.321 jiwa, masing-masing: 117.000 di Denmark, 15.000 di Finlandia, 321 di Eslandia, 80.000 di Norwegia dan 25.000 di Swedia.
  • Jumlah kaum Muslimin di eropa selatan ada sekitar 1.716.500 jiwa, masing-masing: 1.000.000 di Italia, 12.000 di Portugal, 700.000 di Spanyol dan 4500 di Malta.
  • Di eropa tenggara, masing-masing: 2.100.000 di Albani, 2000.000 di Bosnia, 1.100.000 di Bulgaria, 140.000 di Yunani, 56.777 di Kroasia, 750.000 di Macedonia, 150.000 di Rumania, 47.448 di Slovenia, 1.600.000 di Serbia, 20.000 di Republik Ceko, 5.900.000 di Turki, 70.000 di Hungaria dan 200.000 di Cyprus.
  • Rusia merupakan tempat konsentrasi populasi Muslim terpadat di Eropa di mana mencapai 25.000 jiwa. Sedang di Litlandia ada 380 jiwa, di Lithuania 5.100 jiwa dan Polandia 7500 jiwa
Muslim Jerman Sangat Pesat
Salah satu pendusuk muslim yang terbesar di Eropa adalah Jerman Barat. Kanselir Angela Merkel mengatakan bahwa Jerman telah gagal untuk memahami bagaimana imigran Muslim telah mengubah negara mereka dan harus menerima kenyataan bahwa jumlah masjid lebih banyak dari gereja di seluruh negeri, menurut harian Frankfurter Allgemeine Zeitung. “Negara kita akan terus berubah, dan integrasi (proses pembauran) juga merupakan tugas bagi masyarakat dalam menghadapi imigran,” kata Ms. Merkel dalam surat kabar harian. “Selama bertahun-tahun kita telah menipu diri sendiri tentang ini. Masjid, misalnya, akan menjadi bagian lebih menonjol dari kota-kota kita daripada sebelumnya. ”
Jerman, dengan penduduk 4-5 juta Muslim, dalam beberapa pekan terakhir telah terbagi dalam perdebatan atas pernyataan oleh Bundesbank Thilo Sarrazin, yang berpendapat bahwa imigran Turki dan Arab telah gagal untuk membaur dan telah membanjiri Jerman dengan angka kelahiran yang sangat tinggi. Pernyataan Kanselir mewakili pengakuan resmi pertama bahwa Jerman, seperti negara-negara Eropa lainnya, ditakdirkan untuk menjadi benteng Islam. Dia telah mengakui bahwa negara tersebut akan segera menjadi benteng.
Ketika banjir pengungsi Timur Tengah yang tiba di Eropa surut, dan para pencari suaka akan menetap di rumah baru mereka, Jerman tiba-tiba akan menjadi negara dengan penduduk Muslim terbesar. Kedatangan begitu banyak warga Suriah yang melarikan diri dari perang saudara di negara mereka, secara tidak langsung mengubah wajah Islam di Jerman. Sampai saat ini sendiri, Jerman masih didominasi oleh warga Turki yang pertama kali datang sebagai pekerja tamu pada tahun 1960-an. Sementara pengungsi dari Afghanistan, Irak dan negara-negara Muslim lain tiba, Suriah membentuk satu kontingen terbesar yang diperkirakan sekitar 45 persen, dan memiliki kesempatan terbaik dari yang akan diberikan suaka politik di sana.
Dampak jangka panjang dari Jerman tidak akan seperti Inggris atau Perancis, karena memiliki tradisi mengambil imigran dari bekas koloni. Banyak pengungsi yang masih berjuang melalui sejumlah masalah, seperti belajar bahasa dan mendapatkan pekerjaan. Jumlah orang yang akan mengikuti mereka juga belum diketahui. Beberapa kecenderungan yang muncul, meskipun Jerman akrab dengan minoritas Muslim, tetap ada alasan untuk harapan dan kekhawatiran. Perubahan pertama yang terjadi sudah pasti adalah jumlah. “Kami tiba-tiba bisa memiliki lima juta Muslim,” kata Thomas Volk, seorang ahli Islam di Konrad Adenauer Foundation.
Muslim Di Rusia
Masjid Sobornaya di Ibukota Rusia, Moskow kerap dipadati jemaah ketika perayaan Idul Fitri setiap tahunnya. Tetapi, tahun ini ada yang berbeda dari ikon masjid di bekas negara Uni Soviet ini. Masjid di Rusia yang merayakan Idul Fitri 1436 Hijriah pada Sabtu, 18 Juli 2015, kini menampung jumlah jemaah hingga 60.000 orang. Jumlah yang sangat besar untuk negara berlatar komunis. Jumlah tersebut menjadi penanda umat Islam tengah berkembang di sana. Bahkan, Moskow yang dulu tidak ramah terhadap umat Islam, kini menjadi rumah bagi sebagian besar Muslim Rusia. “Moskow secara perlahan beradaptasi untuk menjadi kota muslim terbesar di Eropa, dan muslim secara bertahap beradaptasi dengan itu,” ujar Pengamat Politik Rusia, Alexei Malashenko kepada Al Jazeera, dikutip Dream.co.id dari onislam.net, Kamis, 23 Juli 2015.
Komunitas muslim mencatatkan pertumbuhan yang begitu cepat ketimbang agama lain di Moskow. Dari total 12,5 juta penduduk, pemeluk Islam di Rusia saat ini mencapai 1,5 juta penduduk.  Angka tersebut disumbang tidak hanya dari kelahiran keturunan keluarga muslim. Para mualaf yang tinggal di Moskow ikut menyumbang peningkatan jumlah penduduk muslim di sana.
Anastasiya Korchagina merupakan seorang mualaf wanita yang memutuskan untuk menutup auratnya. Gaya dia dan para muslimah lain ternyata mampu membuat sejumlah warga Moskow tertarik. “Saya sering mendapat pujian tentang gaya berpakaian saya dan begitu cantiknya saya terlihat,” kata wanita yang mengubah nama pertamanya menjadi Aisha sejak memeluk Islam lima tahun lalu. Dia pun mengaku tidak mengalami tindakan kekerasan dari warga sekitar lantaran keyakinannya. “Saya tidak pernah mengalami sikap buruk,” katanya. Selain mereka yang berkumpul di Masjid Sobornaya, terdapat 180.000 muslim yang juga merayakan lebaran di Moskow. Mereka menjalankan salat Id di lima masjid lain. Meski jumlah muslim bertambah, bukan berarti mereka tidak mengalami tekanan. Aparat keamanan Moskow bahkansampai menempatkan alat pendeteksi logam di pintu depan masjid dan memeriksa setiap jemaah yang akan salat Id. Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Rusia yang belum memberikan kebebasan bagi umat Islam untuk menjalankan ibadah. Sejumlah larangan masih menghiasi kehidupan beragama umat Islam di Rusia. “Jika Anda ingin salat di masjid, Anda harus masuk penjara,” ujar seorang muslim asal Derbent, Murad Abdullaev, 29 tahun. Larangan menjalankan ibadah juga dialami para muslim di tempat kerja. Padahal, ibadah seperti salat dijalankan di waktu istirahat. “Anda pergi salat saat bekerja, Anda pasti ditegur. Tapi ketika teman Anda merokok sambil beristihat, hal itu diabaikan,” kata Murad.
Jumlah muslim di Moskow mencapai 1,5 juta saat ini.
Prancis kini memiliki populasi Muslim terbesar di Eropa dengan lima juta orang, diikuti oleh Jerman dengan sekitar empat juta. Tapi, Jerman sendiri memperkirakan 800.000 pengungsi akan datang tahun ini, yang sebagian besar dari mereka adalah Muslim.
“Tren ini akan terus berlanjut. Ini tidak akan berhenti secara mendadak pada 1 Januari 2016,” tambah Volk. Selain itu, sebagian besar adalah laki-laki dewasa muda, sehingga jumlahnya akan meningkat lebih lanjut ketika mereka menetap dan membangun keluarga.
Di Perancis, 30% dari anak usia 20 tahun ke bawah adalah Muslim. Rasio di Paris dan Marseille telah melonjak 45%. Di Perancis selatan, jumlah masjid lebih banyak dari gereja.
Situasi di Britania Raya tidak jauh berbeda. Dalam 30 tahun terakhir, populasi Muslim di sana telah naik dari 82.000 menjadi 2,5 juta. Saat ini, ada lebih dari 1000 masjid di seluruh Inggris – – banyak yang dikonversi dari gereja.
Di Belgia, 50% dari bayi yang baru lahir adalah Muslim dan dilaporkan penduduk Islamnya lebih dari sekitar 25%. Sebuah statistik yang sama berlaku untuk Belanda.

Cerita yang sama juga di Rusia di mana satu dari lima penduduk adalah Muslim.

Muammar Gaddafi pernah menyatakan bahwa “Ada tanda-tanda bahwa Allah akan memberikan kemenangan kepada Islam di Eropa tanpa pedang, tanpa senjata, tanpa penaklukan. Kita tidak perlu teroris; kita tidak perlu pelaku bom bunuh diri. 50 juta Muslim lebih (di Eropa) akan mengubahnya menjadi benua Muslim dalam beberapa dekade.” Termyata fakta angka-angka statistik si Eropa telah mendukungnya.
5 Negara Dengan Jumlah Penduslduk Muslim Terbesar di Erplopa
  1. Turkim Total populasi penduduknya 68.7 juta dengan jumlah penduduk muslim sebesar 68 juta (99%). Meskipun Turki adalah negara sekuler, Islam merupakan bagian penting dari kehidupan di Turki. Keinginan negara ini untuk bergabung dengan Uni Eropa sebagai anggota, mendapat penentangan dari sejumlah Negara Eropa, dengan kekhawatiran bahwa Turki tak dapat menyesuaikan diri dengan Negara Eropa lain
  2. Albania. Total populasinya 3,1 juta dengan penduduk muslim sebesar 2,2 juta (70%). Dulu Albania melarang segala bentuk ibadah hingga di tahun 1990-an, Albania memasuki masa transisi menjadi negara Demokrasi. Saat ini hampir sebagian besar penduduknya memeluk agama Islam dengan mayoritas orang Albania adalah muslim sunni.
  3. Bosnia Hercegovina.  Total populasi penduduknya sekitar 3,8 juta dengan jumlah masyarakat muslim sebanyak 1,5 juta (40%). Bosnia-Hercegovina telah pulih dari perang antar-etnis berdarah yang terjadi pada tahun 1992-1995. Sekitar 250.000 orang tewas dalam konflik antara Muslim Bosnia, Kroasia dan Serbia. Hampir 8.000 Muslim Bosnia dibunuh oleh Serbia di Srebrenica pada tahun 1995. Peristiwa ini merupakan kekejaman terburuk Eropa sejak Perang Dunia II. Akibatnya, banyak umat Islam terlantar, begitu pula anggota masyarakat lainnya. Sampai kini pasukan penjaga perdamaian tetap ada di negara tersebut.
  4. Macedonia. Total populasinya 2,1 juta dengan penduduk muslim sebesar 630,000 (30%). Agama terbesar di Makedonia adalah Ortodoks Macedonia, namun hampir sepertiga dari penduduk menyebut dirinya Muslim. Makedonia termasuk Negara yang terhindar dari kekerasan antar-etnis yang menimpa negara-negara di Balkan, menyusul pecahnya Yugoslavia.
  5. Serbia dan Montonegro (termasuk Kosovo). Total populasi penduduk sebesar 10.8 juta (termasuk Kosovo), dengan jumlah penduduk muslim Serbia dan Montenegro 405,000 (5%), dan Kosovo sekitar 1,8 juta (90%). Di Serbia dan Montenegro agama yang dominan adalah Ortodoks Serbia, sedangkan Islam adalah agama kedua terbesar dengan perhitungan muslim sekitar 5% dari populasi. Di Montenegro sendiri, populasi muslimnya sekitar 20%. Komunitas muslim dianggap sebagai salah satu dari tujuh komunitas-komunitas religius tradisional. Sementara di Kosovo, pada akhir 1990-an terjadi konflik yang didukung oleh mayoritas etnis Albania yang kebanyakan adalah muslim, melakukan pemberontakan terbuka terhadap kekuasaan Serbia. Lalu, Presiden Yugoslavia, Slobodan Milosevic melakukan ‘pembersihan etnis’ terhadap penduduk Albania Kosovo. Akibatnya, ribuan orang mati dan ratusan ribu mengungsi. Peristiwa ini sangat parah, sampai-sampai NATO pun turun tangan pada bulan Maret dan Juni 1999. Mereka mendorong pasukan Serbia dan Kosovo agar tetap berada di bawah kendali PBB.