Berawal dari sebuah gurauan, seorang kepala sekolah yang juga sekaligus ketua PGRI salah satu kabupaten / kota bertanya kepada saya, seraya berkata : Bu, andaikan tidak ada surga dan neraka, masihkah umat Islam mau sholat dan ibadah-ibadah mahdhah lainnya?, saya tidak langsung menjawab, tetapi tersenyum dan berkata dengan kalimat perumpamaan, andaikan setelah sholat orang-orang itu diberi uang, apakah semuanya pasti mau sholat?. 

Kemudian saya jawab, insyaallah mereka tetap mau sholat, karena mereka taat melaksanakan perintah Allah, mencari ridhaNya Allah swt. Dari percakapan di atas, sepertinya masih ada keraguan seseorang akan janji Allah Swt tentang balasan yang akan mereka terima di yaumul akhirat yaitu adanya surga dan Neraka yang sudah jelas ada dalil Al-Qur’an dan Haditsnya.

Sesungguhnya Surga dan Neraka sudah diciptakan oleh Allah Azza wa Jalla. Keduanya adalah makhluk yang kekal abadi tidak akan binasa. Surga disediakan bagi wali-wali Allah yang ber-takwa sedangkan Neraka adalah hukuman bagi orang yang bermaksiat kepada-Nya kecuali yang mendapatkan rahmat-Nya. Kenikmatan Surga tidak dapat dibayangkan oleh manusia, begitu pula siksa Neraka merupakan siksa yang besar, sangat dahsyat dan sangat mengerikan. Ahlus Sunnah wal Jama’ah telah sepakat bahwa Surga dan Neraka adalah makhluk Allah yang sudah di-ciptakan. Kemudian timbul firqah Mu’tazilah dan Qadariyah yang mengingkari pendapat itu. Mereka berpendapat bahwa keduanya (Surga dan Neraka) akan diciptakan Allah pada hari Kiamat nanti. Pendapat tersebut jelas sesat karena mengingkari dalil-dalil yang sudah jelas.

Berikut adalah bukti adanya Surga dan Neraka dari dalil Al-Qur’an yang artinya: “Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Rabb-mu dan mendapatkan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa.” [Ali ‘Imran: 133], sedangkan tentang Neraka Allah berfirman : “Dan peliharalah dirimu dari api Neraka, yang telah disediakan bagi orang-orang kafir.” [Ali ‘Imran: 131]. Ayat-ayat yang menjelaskan bahwa orang yang masuk Surga akan kekal di dalamnya selama-lamanya, di antaranya: Firman Allah Ta’ala: “Balasan mereka di sisi Rabb mereka adalah Surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya…” [Al-Bayyinah: 8].

Sedangkan di antara ayat-ayat yang menjelaskan tentang kekalnya orang-orang kafir di dalam Neraka adalah firman Allah Ta’ala: “Sesungguhnya Allah melaknat orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api (Neraka) yang menyala-nyala, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, mereka tidak memperoleh pelindung pun dan tidak (pula) penolong.” [Al-Ahzaab: 64-65]. Orang kafir dan munafik akan masuk ke dalam Neraka dan kekal di dalamnya selama-lamanya. Adapun ummat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang masuk Neraka dengan sebab perbuatan dosa-dosa besar dan maksiat yang mereka perbuat, maka mereka tidaklah kekal di dalam Neraka. Mereka akan keluar dari Neraka dengan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala dan syafa’at Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Akan keluar dari Neraka orang yang di dalam hatinya masih ada seberat dzarrah dari iman.” [2]. Juga sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Sungguh satu kaum dari ummatku akan keluar dari Neraka dengan sebab syafa’atku, mereka disebut jahannamiyyun (para mantan penghuni Neraka Jahannam).” [3] [Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Po Box 7803/JACC 13340A Jakarta, Cetakan Ketiga 1427H/Juni 2006M].

Ahlus Sunnah mengimani bahwa setelah manusia masuk Surga atau masuk Neraka tidak ada lagi kematian. Kematian adalah masalah maknawi yang tidak bisa dilihat dengan indera. Namun di akhirat, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikannya sebagai sesuatu yang berbentuk kambing dan dapat dilihat oleh indera, kemudian disembelih di antara Surga dan Neraka, lalu dikatakan: “…Wahai penghuni Surga, kalian kekal (selamanya) dan tidak akan mati. (Demikian pula kepada penghuni Neraka), Wahai penghuni Neraka kalian kekal dan tidak akan mati.” [1] HR. Al-Bukhari, Kitaabut Tafsiir (no. 4730), dari Abu Sa’id al-Khudri [2]. At-Tanbiihatul Lathiifah (hal. 74) dan Syarhul ‘Aqiidah al-Waasithiyyah (II/182). Bagi yang ingin membaca dengan lengkap silakan baca Shahiihul Bukhari: Kitaabur Riqaaq, Shahiih Muslim: Kitaabul Iimaan dari bab 80, Kitaabul Jannah dengan semua babnya, Sunan Abi Dawud: Kitaabus Sunnah dan Sunan at-Tirmidzi: Kitaab Shifaatil Qiyaamah dengan semua babnya, dan yang lainnya.

Rangkaian peristiwa yang terjadi di akhirat, seperti hisab, pemberian pahala, siksaan, Surga, Neraka, dan rincian semua hal itu sudah disebutkan dalam kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah, serta disebutkan dalam riwayat-riwayat yang diwariskan oleh para Nabi, sedangkan yang terkandung dalam Sunnah yang diwariskan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang masalah ini sudah cukup serta memadai. Siapa yang mencarinya (mempelajarinya), ia pasti akan mendapatkannya.

Beriman kepada hari Akhir, yaitu hari dibangkitkannya semua makhluk dan apa yang terjadi padanya akan mengingatkan seorang Mukmin bahwa ia akan kembali kepada Allah, maka ia berusaha untuk melakukan amal yang terbaik dengan ikhlas dan ittiba’ didasari dengan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya serta menumbuhkan raja’ (harapan) kepada rahmat Allah dan khauf (takut) terhadap siksa Allah, dan selalu bertaubat dari segala dosa. Allah Ta’ala menegaskan penyebutan tentang hari Akhir di dalam Kitab-Nya, mengulang-ulang penyebutannya di setiap tempat, mengingatkan atasnya dalam setiap saat dan menegaskan kejadiannya, banyak menyebutkannya, dan mengaitkan bahwa keimanan kepada hari Akhir berkaitan erat dengan keimanan kepada Allah Ta’ala. “Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur-an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturun-kan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.” [Al-Baqarah: 4].

Di dalam ayat lain juga terdapat bukti adanya Surga dan Neraka dari dalil Al-Qur’an, Q.S. Al-Baqarah : 221 yang artinya :..... “Mereka mengajak ke neraka sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya dan Allah menerangkan ayat-ayatnya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran”. Dalam Q.S. Al-Baqarah : 214 yang artinya: “Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. Sedangkan dari dalil haditsnya No. 1798 Abuhurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Allah berfirman: Aku telah menyediakan untuk hamba hamba-Ku yang sha-lihin apa-apa yang belum pernah dilihat oleh mata atau didengar oleh telinga atau tergerak dalam hati manusia, bacalah olehmu ayat: Falaa ta'lamu nafsun maa ukh fia lahum min qurrati a'yunin (Maka tiada seorang pun yang mengetahui apa yang disembunyikan oleh Allah dari segala sesuatu yang bakal memuaskan perasaan dan pendangan mata mereka). (Bukhari, Muslim). Sebagai balasan Allah terhadap apa yang mereka lakukan. Kemudian hadits No. 1799. Abuhurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya di sorga ada sebuah pohon, bila seorang yang berkendaraan berputar di bawah naungannya selama seratus tahun belum juga habis. (Bukhari, Muslim). Hadits No.1805. Abuhurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya rombongan pertama yang masuk sorga bagaikan cahaya bulan purnama, kemudian yang berikutnya bagaikan bintang yang sangat terang di langit, mereka tidak kencing, tidak buang air besar, tidak ludah, dan tidak ingus, sisir mereka dari emas, peluhnya dari misik (kasturi) ukup-ukupan mereka kayu gahru yang sangat harum, isteri mereka bidadari yang bulat matanya, bentuknya sama setinggi ayah mereka Nabi Adam kira-kira enam puluh hasta menjulang ke langit. (Bukhari Muslim).

Adapun perumpamaan neraka dalam hadits berikutnya nomor 1808. Abuhurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Apimu itu sebagian dari tujuh puluh bagian (1/70) dari api neraka jahannam. Lalu dinyatakan: Ya Rasulullah tetapi itu saja sudah cukup (yakni dapat memasak dan membakar). Sabda Nabi saw.: Api neraka itu melebihi dari api kita ini dengan enam puluh sembilan bagian .panas masing-masingnya seperti itu juga. (Bukhari, Muslim). Kemudian hadits nomor 1809. Abuhurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda Sorga berdebat dengan neraka, maka berkata neraka: Aku diutamakan oleh Allah untuk orang-orang yang sombong dan kejam. Sorga berkata: Mengapa tidak masuk kepadaku kecuali orang-orang rendahan dan lunak, lemah. Maka firman Allah: Hai sorga anda rahmat Ku, aku merahmati dengan anda siapa yang Aku kehendaki dari hamba-Ku. Dan berfirman pada neraka: Anda siksa-Ku, Aku menyiksa denganmu siapa yang Aku kehendaki dari hamba-Ku, dan masing-masing akan Aku penuhi. Adapun neraka maka tidak penuh sehingga Tuhan meletakkan kaki-Nya maka di situ neraka berkata: Cukup-cukup, cukup. Dan ketika itu penuh dengan campur aduk yang satu pada yang lain, dan Allah tidak menganiaya seorang pun dari hamba-Nya. Adapun sorga maka Allah akan mendatangkan (mencipta) untuknya makhluk-Nya. (Bukhari Muslim). Kaki dalam hadits ini tidak boleh dibayangkan bagaimana bentuk-nya, wajib dipercaya dengan tetap menyatakan sifat Allah laisa kamits lihi syai'un (Allah tidak menyerupai apa pun dari makhluk-Nya). Seorang yang mendapat hidayat yang percaya tanpa membayangkan apa-apa dan itulah yang selamat.

Begitu banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits shahih yang membahas tentang surga dan neraka, masihkah kita meragukannya? Sungguh tak pantas bagi kita meragukannya, segera kita kembali kepada Allah dan meminta ampun kepada-Nya, karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat hamba-Nya, walaupun telah berkali-kali melakukan maksiat, sebelum ajal menjemput kita, berarti masih terbuka jalan selebar-lebarnya untuk bertaubat. Cepatlah kembali saudaraku, Allah rindu dengan tangis dan penyesalanmu, Allah rindu dengan ibadah dan zikirmu, Allah rindu akan pengakuanmu tentang dosa-dosamu. Sesungguhnya kehidupan Surga dan Neraka itu nyata dan kekal adanya karena itulah kehidupan yang sebenar-benarnya, dunia hanya sementara, semu dan menggiurkan, senda gurau belaka, jika tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk beribadah kepada Allah SWT. Wallaahu a’lam bishshawab.

Penulis Opini: 
Dinna Rahmi (Penyuluh Fungsional Kementerian Agama Kota Singkawang)