expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

20/08/2020

LAGU YANG MENYAYAT HATI AISYAH DAN RASULULLAH


Lagu yang Menyayat Hati Aisyah & Rasulullah

Di tengah semua orang sedang berjibaku dengan Corona, lagu berjudul “Aisyah Istri Rasulullah” tiba-tiba viral. Jutaan sudah yang dengar dan share.

Ngomong-ngomong soal Aisyah radhiallahu’anha. Sobat tau nggak siapa wanita mulia ini? Dia wanita paling cerdas sedunia. Termasuk salah satu wanita paling suci yang pernah lahir ke muka bumi. Dia ibunda kita, ibunda segenap orang beriman.

Coba dipikir deh! Andai Ibunda ‘Aisyah radhiallahu’anha mendengarkan lagu ini, apakah beliau akan bahagia? Apakah akan mendoakan pencipta lagu dan penyanyinya? Mungkin iya, tapi nggak yakin do’anya bakal doa kebaikan, boleh jadi malah sebaliknya.

Betapa tidak. Ibunda ‘Aisyah tau betul, nyanyian dan musik termasuk hal melalaikan yang diharamkan Allah:

Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan lahwal-hadits (yaitu; nyanyian, sebagaimana tafsiran Ibnu Mas’ud-pen) untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu, dan menjadikannya olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. (QS. Luqman, Ayah 6)

Ibunda ”Aisyah radhiallahu’anha benar-benar paham, betapa sang suami tercinta, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, begitu membenci nyanyian dan alat musik. Nggak percaya? Simak deh sabda beliau;

ليكونن من أمتي أقوام يستحلون الحر والحرير والخمر والمعازف

“Akan ada beberapa kaum dari umatku yang menghalalkan zina, sutra (bagi laki-laki), khomer, dan alat-alat musik” [al-Bukhari]

Coba renungin sobat, hadits tsb. Alat-alat musik bakal dihalalkan, kata Nabi. Berarti asalnya haram, ya kan? Renungin juga bagaimana Nabi menyebut alat-alat musik dalam satu konteks dengan zina dan khomer yang keduanya jelas-jelas haram. Silakan disimpulin sendiri deh sobat.

Nabi juga bersabda:

صوتان ملعونان، صوت مزمار عند نعمة، وصوت ويل عند مصيبة (إسناده حسن، السلسلة الصحيحة) 427

“Ada dua suara yang dilaknat; suara seruling (musik) tatkala senang, dan suara ratapan -tak ridho dengan ketetapan Allah- ketika musibah.” [Hasan, as-Silsilah as-Shahihah: 427]

Sekarang kita balik lagi ke Ibunda ‘Aisyah dalam lirik lagu itu. Kira-kira nih sobat, apakah Ibunda ‘Aisyah akan ridho dan senang jika mendengar nyanyian tersebut? Justru sebaliknya. Air mata kesedihan bercampur kesal akan mengalir di pipi beliau yang kemerahan itu. Sedih, karena banyak Ummat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam justru lebih doyan nyanyian dibanding lantunan al-Quran. Kesal, karena kisah indah beliau bersama Rasulullah diangkat jadi lirik lagu. Sementara lagu, dibenci Rasulullah.

**

“Loh, liriknya kan bagus, berisi pujian buat istri tercinta Rasulullah. Ini justru ungkapan cinta kita buat Rasulullah.” Sebagian orang mungkin beralasan demikian.

Sobat, perlu dipahami dengan baik.

إن المحب لمن يحب مطيع

Pecinta sejati adalah yang selalu taat pada kemauan yang dicinta.

Nah, persoalannya adalah; apakah Rasulullah senang istri beliau dipuji dengan nyanyian dan musik? Tentu tidak lah! Simak lagi ayat dan hadits di atas. Jika demikian, beralihlah pada apa yang diinginkan dan diridhoi Rasulullah untuk umatnya. Yaitu; al-Quran.

***

“Kita nggak ada niat sama sekali buat ngeselin Aisyah dan Rasulullah. Yg ada justru sebaliknya.”

Orang niatnya mau muji, niatnya mau menghargai, tapi dengan cara yang tidak disukai oleh yang dipuji. Kira-kira baik ga tuh? Ya jelas nggak lah.

Sobat, apapun alasannya, sesuatu yang haram ga lantas jadi halal gara-gara niat yang baik. Niat harus baik, cara harus baik juga.

***

Entah apa sebabnya lagu ini begitu viral. Mungkin untuk mengusir suntuk selagi #StayAtHome gegara Covid-19. Satu yang pasti, banyak di antara kita yang nonton, denger, lalu share.

Sobat, di saat-saat musibah seperti ini, mestinya kita tambah mendekat dan bersimpuh di hadapan Allah. Mohon ampunan-Nya. Memelas rahmat & welas asih-Nya. Mengakui segenap dosa kita, beristighfar pada-Nya. Berdoa kebaikan untuk kita semua, untuk negeri yang selalu dihujani musibah ini. Bukan justru sebaliknya, hanyut oleh lalai, tenggelam oleh musik yang membuai. Semakin jauh kita dari al-Quran. Padahal, Syahrul Qur’an sebentar lagi akan menyapa.

Musibah yang datang dari Allah, seharusnya dihadapi dengan taqwa, sabar, tawakkal, membantu sesama, di samping ikhtiar maksimal. Dan yang terpenting adalah sikap tunduk dan rendah diri di hadapan Allah:

“Maka tidakkah mereka memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati ketika siksaan Kami datang menimpa mereka? Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menjadikan terasa indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am, ayat 43).

Untuk itu, stop deh share dan dengerin yang begituan (musik dan hal-hal melalaikan lainnya). Mending baca Quran atau dengerin murottal, atau kajian ilmu yang bermanfaat. Ilmu dapet, ketenangan di hati dapet, pahala juga dapet. Komplit dah.

Gitu sobat. Semoga Allah selalu berkahi dan sayangi kita semua.

____
Muhibbukum fillaah

Oleh:

Johan Saputra Halim

(Pimpinan Redaksi Buletin Al Hujjah)
Follow Telegram: t.me/kristaliman

Sumber : alhujjah.com