expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

06/02/2020

GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DALAM AL-QURAN


Kalau kita cari perkataan gempa bumi dalam Al Quran, perkataan gempa bumi secara tegas dinyatakan sebanyak 4 kali, iaitu pada Surah Al A’raaf (ayat; 78, 91 dan 155) dan Surah Al-Ankabut ayat 37. Dalam Surah Al An’aam ayat 65 kalimat gempa bumi hanya ditemui dalam penjelasan.

Seterusnya kalau dikembangkan lagi dengan perkataan “Bumi bergoncang”, maka akan ditemui sebanyak 4 kali juga, yaitu pada Surah Ar Ra’d ayat 31, Al Waaqi’ah ayat 4, Surah Al Fajr ayat 21 dan Surah Al Zalzalah ayat 1.
Seterusnya dari laporan Integreted Tsunami Database for the Pacific menjelaskan bahwa gempa bumi bumi telah tercatat pada tahun 416 sehingga sekarang.
Keadaan ini menunjukkan bhawa jauh sebelum itu,Al Quran telah menjelaskan tentang peristiwa gempa bumi.

Secara etimologi,definisi gempa bumi adalah merupakan peristiwa alam, terjadi secara mendadak, karena pelepasan energi, akibat pergeseran relatif batuan/lempeng tektonik/kerak bumi.

Merujuk kepada definisi tersebut, maka dalam Al Quran dalam Surah Al Zalzalah ayat 1 dan 2, secara jelas dikatakan "Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya",
Berkenaan dengan Tsunami pula, sudah pasti perkataan Tsunami tidak akan kita temui dalam Al Quran, karena tsunami berasal dari bahasa Jepang yaitu (tsu = pelabuhan, nami = gelombang laut), tetapi kalau dihubungkan dengan definisi tsunami itu sendiri adalah sebagai gelombang laut dengan jangka masa panjang yang ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut, tsunami ini menimbulkan gelombang besar ke kawasan pantai.
Memperhatikan definisi dari tsunami tersebut, maka dalam Al Quran akan ditemui 2 ayat iaitu dalam Surah Al Infithar ayat 3,”dan apabila lautan menjadi meluap” dan Surah At Takwiir ayat 6 “dan apabila laut dipanaskan”. Makna kedua Surah tersebut, adalah menegaskan, dimana laut akan meluap karena kerana adanya proses pemanasan didasar bumi.
Menurut teori, gangguan implusif adalah seperti gempa bumi tektonik, erupsi vulkanik, dan longsor (land slide). Tsunami menyebabkan terjadinya bencana di darat dan dilaut, sebagaimana yang dijelaskan pada Surah Al An’am ayat 63, dimana Allah menanyakan kepada manusia Yaitu,

Katakanlah: “Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut?".

Fenomena terjadinya patahan, dan terbentuknya gunung-gunung akibat pergerakan kerak bumi ini dapat ditemui dalam Al Quran pada

1).Surah Ar Ra’du ayat 41 :
“dan apakah mereka tidak melihat bahawa sesungguhnya Kami mendatangkan daerah-daerah, lalu Kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya? Dan Allah menetapkan hukum (menurut kehendakNya), tidak ada yang dapat menolak ketetapanNya; dan Dia-lah Yang Maha cepat hisabNya”.

2) Surah An Naba ayat 6 dan 7, iaitu

“Bukankah kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung-gunung sebagai pasak"

Manusia diperingatkan dalam Surah Thaha ayat 81, iaitu

“Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaanKu menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaanKu, maka sesungguhnya binasalah ia”.

Pesanan Allah ini selalu diabaikan oleh manusia, sehingga terjadinya eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, contohnya pengeluaran minyak bumi, gas cair dan sebagainya, sehingga telah menimbulkan kesan kepada generasi berikutnya.
Bukan saja eksploitasi terhadap sumberdaya yang dilakukan oleh manusia, manusia itu sendiri juga telah mengeksploitasi dirinya sendiri, sehingga telah menimbulkan kehidupan yang tidak harmonis antara manusia dengan lingkungan, dan manusia dengan manusia, apalagi manusia dengan Sang Khaliq, seperti yang digambarkan dalam Surah Ar-Ruum ayat 41 iaitu

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

Semua bencana ini tidak akan terjadi, apabila semua manusia itu tunduk dan patuh untuk melaksanakan seluruh perintah dan menghentikan semua larangan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, sebagaimana yang disampaikan pada Surah Al Hadid ayat 22, iaitu “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”.
Dari berbagai tinjauan yang disampaikan di atas, terjawablah bahawa gempa bumi bumi dan tsunami merupakan proses dari Allah untuk penyempurnaan ciptaan-Nya. CiptaanNya yang sempurna ini, bukan hanya berlaku kepada bumi, tetapi juga kepada penghuninya.
Wallahua'lam
Sumber : www.facebook.com