expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

30/10/2019

ISLAM BANGKIT DI EROPA, ACEH SEBALIKNYA


TRIBUNNERS - Islam ialah agama dengan pertumbuhan paling pesat di Eropa. Didorong oleh imigrasi dan angka kelahiran yang tinggi, jumlah Muslim di benua simata biru telah meningkat Tiga kali lipat dalam kurun waktu (30) tahun terakhir.
Pada tahun (2006) tercatat negara-negara penduduk mayoritas Muslim memiliki angka pertumbuhan penduduk rata-rata (1.8%) pertahun, hampir mendekati jika bandingkan dengan angka pertumbuhan penduduk dunia yang hanya (1.12%) pertahunnya.
Benua Eropa yang memiliki luas sekitar lebih kurang (10) Juta kilometer yang dihuni oleh (783) juta jiwa pada tahun (2016), akan diprediksi kondisi Islam di benua tersebut, pada tahun (2050) mendatang menjadi (20%).
Dari kutipan http://www.muslimpopulation.com pada tahun (2014), populasi penduduk Eropa sebanyak 739.31 jiwa yang persentase Muslimnya yang hanya (7.6%), kemudian setahun kemudian (2015) terjadi peningkatan, lima persen (5%) dari total populasi 27 negara di Eropa adalah Muslim, hal ini tentunya akan terus meningkat secara signifikan dalam setiap tahunnya.
Sebab dasar yang kuat atas merambahnya perkembangan Islam di benua simata biru diperkirakan karena angka kelahiran Muslim yang meningkat, Pesatnya meningkatnya imigrasi, dan rendahnya angka kelahiran penduduk Eropa asli.
Dalam sejumlah kliam dan rumor menyebutkan bahwa peningkatan jumlah Muslim di benua Eropa disebabkan oleh semakin banyaknya orang yang masuk agama Islam.
Namun, data jumlah mualaf ini sulit untuk diverifikasi. Inggris, Sponyol, Jerman dan Belanda bahkan akan memiliki jumlah Muslim lebih banyak daripada penduduk asli dalam waktu dekat, ujar sebuah laporan di Daily Telegraph.
Sejarah juga mencatat, seperti yang dibahas pada salah satu bab pada Buku Geografi Islam milik Hasan Basri M. Nur dan Ahmad Zaki Husaini, yang menjelaskan bahwa muslim saat masa kekuasaan bani Umayyah (661-750) dulunya sangat jaya sehingga masa tersebut dikenal dengan masa puncak ke-emasan Islam di benua Eropa.
Namun, Seiring berjalannya waktu masa-masa kekhalifahan seperti Turki ustmani yang juga sampat jaya di Eropa (Turki) harus takluk juga setelah perang dunia II (kedua) berakhir, tentunya juga didasari permasalahan internal yang semakin melemah, sekaligus berakhir pulalah masa kejayaan Islam di benua simata biru tersebut.
Bayang-bayang Sejarah (Kejayaan Islam di benua Eropa) mulai tampak kembali, mengingat pesatnya pertumbuhan populasi penduduk Muslim yang merambah Eropa semakin bertambah dan terus bertambah setiap tahunnya.
Bukan dengan cara merebut kekuasan atau dengan perperangan (kisah lampau kejayaaan islam).
Namun, dengan cara saling terima (damai) dalam ikatan kerja (berimigrasi), bertambahnya angka kelahiran di kalangan Muslim yang menjadi bagian dari keharusan dalam Islam dan terbukanya pintu hidayah bagi kaum non-Muslim untuk memeluk islam yang sudah menemukan fakta dan data bahwa islam adalah agama yang sebenarnya.
Berbeda dengan kabar baik yang sedang terjadi di benua Eropa, di Aceh malah sebaliknya.
Konflik  yang menuntut keadilan dan ingin memisahkan diri dari NKRI mendera Aceh yang berlangsung sejak tahun (1976), hal tersebut tidak menyurutkan keberadaan Islam pada masa-masa konflik yang berkepanjangan itu.
Alasannya karena, Masyarakat Aceh yang belum dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Namun, semenjak Aceh sudah merasakan kedamaiannya (2005), justru masyarakat itu sendiri sudah terlalu hanyut dengan dunia baru mereka, sehingga mengeyampingkan nilai ke-Islaman itu sendiri.
Kaum muda sebagai masa depan, sudah tidak menghiraukan lagi keberadaan Islam ditengah-tengah mereka, hal ini dapat di tinjau dari berubahnya sikap moral dan prilaku pada generasi tersebut.
Para penerus Islam di Aceh sudah menganut budaya kelalaian. Mesjid yang bertebaran dengan bangunannya yang besar dan megah itu, hanya dipenuhi oleh dua atau tiga saf jamaah yang hadir untuk melakukan ibadah wajib maupun sunnah.
Saat Adzan berkumandangpun, banyak dari generasi Aceh yang masih bertebaran di kedai kopi.
Mengendarai kendaraan dengan berboncengan mesra antara pria dan wanita yang belum menjadi mukhrrim, seakan tengah tren. Perjudian merajalela, kejahatan seksual makin membahana.
Bahkan Aceh yang sekarang, mulai dikenal dengan gudangnya narkoba, yang tentunya merusak citra Islam yang sudah lama tertanam di Aceh.
Aceh yang dikenal dengan qanun syariat Islamnya yang sangat kuat, seakan tak membuat jera dan menyadarkan sikap masyarakat Aceh.
Generasi Islam yang krisis moral, tak peka akan berubah dari tindakan yang dilarang, serta tidak mencerminkan nilai keislaman yang seutunya.
Status Islam itu sendiri, di Aceh bersifat turun-temurun yang mungkin menjadi sebab melemahnya Islam di Aceh, karena merasa Islam sudah ada dalam diri dan tak perlu dikaji. Generasi muda Aceh yang sekarang ini, justru lapuk keimanannya dengan perkembangan yang sedang menyelimuti, sehingga kurang mendalami Islam itu sendiri.
Pada beberapa tahun lalu (2014) Nasir Djamil dihadapan ratusan ibu-ibu yang tergabung dalam majelis taklim se-kota Banda Aceh, Kamis (25/12/2016).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengingatkan warga Aceh supaya tidak terlena dengan sebutan Aceh sebagai "Serambi Mekah"-nya Indonesia.
Sebab, pada kenyataannya sekarang, daerah yang berada di ujung Pulau Sumatera tersebut, kini sedang menghadapi kondisi krisis Moral.
"Kenyataan ini tentu sangat pahit untuk diungkapkan. Tapi, kita harus menghadapi bersama, agar perubahan sosial yang negatif tersebut dapat ditanggulangi secara cepat dan permanen," ujarnya.
Seperti yang diingatkan oleh Nasir Djamil, kejayaan Islam di Aceh bisa hanya menjadi sebuah kenangan.
Seperti halnya yang terjadi di benua Eropa terdahulu (runtuhnya Islam di Eropa). Apabila generasi Aceh terus menerus menge-nyampingkan Islam itu sendiri, lalai dibuwai kenikmatan dunia.
Sikap dan moral tak kunjung diperbaiki, permasalahan internal dan eksternal tak dijaga dengan baik bisa memacu kejadian yang sama seperti keruntuhan Eropa pada masa kekhalifahan Islam.
Berkaca dari kabar baik yang sedang terjadi di benua Eropa yang sekarang, dimana akan diprediksi Islam akan berkembang disana. Maka generasi Islam di Aceh harus mempertahankan kondisi Islam pada masa-masa krisis agar Islam yang sebernarnya tetap utuh di Aceh. 


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Islam Bangkit di Eropa Aceh Sebaliknya., https://www.tribunnews.com/tribunners/2016/05/27/islam-bangkit-di-eropa-aceh-sebaliknya.
Penulis: Ade Putra Setiawasyah
Editor: Samuel Febrianto